Tuesday, April 12
WHAT WE FOUND AT CIHAPIT
siapa belum tahu jalan ‘antik’ di kota bandung ini? tidak jauh dari jalan riau yang diburu para penggila belanja dari luar kota, jalan cihapit tak kalah memesona. tidak berlebihan jika saya katakan jalan cihapit ini seperti toko serba ada.
baru saja melalui plang jalan tersebut, sebuah kios sepatu menyambut langkah kaki kami (kedengarannya kawanan sepatu meraung-raung minta dibeli). sepatu yang dijual memang tidak semuanya barang asli, ada barang-barang tiruan yang hampir sama persis dengan aslinya yang harganya lebih murah. salah satu diantaranya adalah sepatu docmart yang digandrungi anak muda cadas di berbagai pelosok dunia.
sekitar lima langkah di samping kios sepatu, raket tenis dan badminton yang kondisinya masih terlihat bagus digantung dengan rapi. kami tidak begitu tertarik, karena ada yang lebih memikat hati dari sekumpulan raket yang bergelantungan, kaca mata oldies! puluhan kacamata ditata secara sembarang namun menawan. harga bervariasi dari yang menurut kantong kami murah hingga mahal. penjualnya pun sangat ramah, ketika kami berlalu setelah melihat-lihat tanpa membeli ia tetap tersenyum tulus.
antara kios sepatu dan raket, ada satu kios yang terselip. bagi para pecinta fotografi analog, kios ini sudah tidak asing lagi. kamera analog dengan berbagai merek serta berbagai jenis lensa hadir di sana. walaupun kedua barang tersebut yang mendominasi etalase, kamera polaroid dan bawah air tidak luput dari perhatian kami.
di seberang jalan, ada kios musik kesukaan saya. saat saya masih di sma, saya sempat membeli beberapa kaset dari beberapa dekade yang lalu. kios ini menjual cd, kaset, dan piringan hitam bekas pakai yang masih baik kondisinya. dari lagu barat dan timur, keroncong, pop melayu, sampai classic rock ada di sana. asyiknya, penjual benar-benar mengerti soal sejarah musik.
tidak cukup menceritakan di sini rasanya. masih ada berbagai kios yang belum terkisahkan. kios baju bekas, pedagang audio mobil, warung makan ibu eha yang melegenda, dan masih banyak lagi. cihapit yang rindang selalu menanti, bersama kios-kios dengan penjual yang menanti pelukan pembeli untuk barang dagangannya. (Lsy)
Labels:
journal
Subscribe to:
Post Comments (Atom)




No comments:
Post a Comment